DPRD Wajo Desak UPTD Pengairan Buat Laporan Penertiban Balombong, Pompa Liar di Tanasitolo dan Maniangpajo

Aspirasi kekeringan air persawahan  di Tanasitolo

 WAJO, INFOCHANELNASIONAL.COM----    Warga berteriak di depan Gedung DPRD Kabupaten Wajo, meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Wajo, untuk membantu agar air pengairan bisa masuk di area persawahan yang sudah mulai dilanda kekeringan. Menindak tegas  Balombong liar dan pompa air liar. Selasa,15/08/2023.

Masyarakat juga menuntut agar oknum salah satu petugas pengairan  UPTD Bila  dicopot karena diduga  menjadi penyebab kekeringan pertanian di Tanasitolo.

Ketua LSM LMR -RI Kabupaten Wajo, Jumardi  mendampingi masyarakat menyampaikan keluhan petani sawah, datang di DPRD Wajo, meminta DPRD mau memfasilitasi situasi darurat lahan persawahan bisa berakibat gagal panen akibat tidak ada pasokan  air irgasidari yang sampai ke hilir. 

"Kami butuh ketegasan dari UPTD Bila, jika tidak bisa silahkan mundur, hanya menyusahkan masyarakat. Pompa liar, balombong harus ditindak tegas di daerah maniangpajo dan Tanasitolo, kedua Perda tentang irigasi harus ditegakkan dan yang ketiga copot oknum berinisial R jika tidak mampu menyelesaikan persoalan air yang bisa membuat  gagal panen," kata Jumardi


Aspirasi diterima oleh H.Suriadi Bohari, H.Sudirman Meru, H.Mustafa, H.Anwar, dan Andi Bakti Werang. H. Suriadi Bohari setelah mendengar penyampaian aspirasi, langsung  menegaskan adanya tindakan penertiban kepada oknum R yang diduga menguasai air secara ilegal, karena jelas itu masuk rana pelanggaran, ujarnya

 Ketua Komisi II H.Sudirman Meru, berujar adanya nanti  titik temu dan pemecahan permasalah sehingga kekeringan persawahan di Tanasitolo bisa teratasi

 Dari H.Anwar selaku anggota DPRD yang juga merupakan Dapil Tanasitolo meminta pihak keamanan tidak pilih kasih dan menindak tegas oknum pompa liar, Balombong di Tanasitolo dan Maniangpajo. Harus ada tidak temu hari ini tidak perlu ada rapat tidak lanjut, karena jika lambat padi bisa gagal panen, tuturnya

 "Saya minta semua yang punya kepentingan di terkait irigasi air harus normal dan lancar kembali aliran airnya . Hentikan pengambilan air secara ilegal, mohon Kapolsek Tanasitolo untuk menertibkan itu pompa liar. Kapan dua hari ini persawahan tidak dialiri air dari pengairan akan gagal panen,"kata H.Anwar

 Andi Bakti Werang yang juga perwakilan dari Tanasitolo, ikut  menyesalkan adanya krisis air irigasi di Tanasitolo, dan ungkapnya di hadapan aspirator sudah  menelpon pihak irigasi, mendapat jawaban sudah mengalirkan air 4,5 kubik dan itu cukup untuk semua petani dari hulu ke hilir tapi kenyataan tidak cukup sampai di  hulu, masalahnya ada di Balombong dan pompa liar. .

"Saya kasih contoh  solusi, kita identifikasi dulu  berapa Balombong dan semua harus ditutup. Perda harus ditegakkan turunkan Satpol- PP dan tim keamanan yang lainnya, "tegas Andi Bakti Werang

Anggota DPRDKabupaten Wajo H.Mustafa, juga mengatakan hal senada, harus ada ketegasan karena sudah beberapa kali terjadi tidak perlu lagi pakai 3 S harus  ditindaki, karena dulu sudah pernah kita pakai 3 S dan hari ini masyarakat kembali mengaspirasi terkait air dari pengairan tidak sampai ke hulu akibat ulah oknum..

Kepala UPTD Bila Rasid memberikan jempol kepada aspirator atas penyampaian aspirasinya sambil berkata kalau UPTD hanya sebagai pengatur air, bukan pemilik air. 
 
Rasid juga menjelaskan  kalau ada 9 Balombong dan selang 50  dan 39 mesin pompa harus ditertibkan.  Semua yang mengambil air di saluran air harus ditiadakan jika mau air sampai ke hilir," ucap Rasid

Pihak Satpol-PP, yang hadir menganjurkan agar melapor juga ke Balai atau ke Satpol PP Wajo, dan UPTD harus tau semua akar masalahnya sebagai bahan dalam penegakan PERDA irigasi nantinya
 

Perwakilan  Dinas  Pertanian Kabupaten Wajo Baharuddin yang sempat hadir melaporkan, Dinas Pertanian  aktif memantau situasi tanah pertanian , dan intens melaporkan situasi dan antisipasi dampak elnino. Alternatif yang diberikan akibat elnino adalah pemberian bantuan benih  dan silahkan hubungi penyuluhnya apa yang dibutuhkan.

Sebelum menutup penerimaan aspirasi, H.Suriadi Bohari menyampaikan kesimpulan,UPTD melapor ke pimpinanya agar menyurat ke Bupati Wajo, agar menurunkan Satpol-PP Kabupaten untuk turun menertibkan Balombong dan Pompa liar, dan 1x 24 jam aspirasi harus sudah ada tindaklanjut agar air bisa mengairi sawah yang kekeringan, tutupnya.

LAPORAN:Muhlis

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama