Rapat RKPD dengan membahas ejaan nama La Maddukkeleng di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Bupati Wajo |
WAJO, INFOCHANELNASIONAL.COM---La Maddukelleng adalah pahlawan nasional dan juga mantan Sultan Pasir Kalimantan serta Mantan Arung Matoa (Raja) Wajo Tahun 1725-1765 . Dia adalah salah satu pahlawan nasional yang sangat pemberani melawan belanda dan menurut sumber sejarah tidak pernah terkalahkan, hingga mengharumkan nama bangsa khususnya suku bugis di nusantara.
Ejaan nama La Maddukelleng menjadi sorotan dari berbagai kalangan, baik dari keturunan langsungnya, toko masyarakat, dan tak tekcuali ketua Persatua Pewarta Warga Indonesia / PPWI Kabupaten Wajo, Ambo Daling.
Dalam acara Musrenbang RKPD Kabupaten Wajo Tahun 2025 di ruang pola Kabupaten Wajo yang dilanjutkan di ruang rapat pimpinan Kantor Bupati Wajo, (Rabu,27/03/2024).
Pada rapat itu, Ketua PPWI Wajo, Daling mengusulkan pada Dinas Pemuda, Olaraga dan Pariwisata Kabupaten Wajo serta pada DPRD yang menangani bidang tersebut agar ejaan nama La Maddukelleng ditulis dengan benar sesuai dengan nama yang ada pada ketetapan Presiden Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional di Jakarta,6/09/1998).
“Kita sebagai masyarakat Wajo harus tau ejaan nama La Maddukelleng dengan benar, yang saya pahami kalau asli Wajo tetap masih ada hubungan darah denga sang Pahlawan Nasional ini, olehnya itu kalau nama leluhur kita ini yang begelar pahlawan nasional dan juga mantan Raja kita salah sebut dan salah tulius, bisa saja kita kualat. Bisa saksikan bersama di gerbang kota, di makamnya di jalan Ahmad Yani Sengkang dan di tempat lain, di sana tertulis “LAMADDUKELLENG” yang seharusnya “(LA MADDUKELLENG),” kata Daling
Sementara Arsi Jaya A. Latif dari Fraksi Demokrat menanggapi dengan hangat usulan itu dan menurutnya harus ditanggapi dengan serius, kenyataannya memang diberbagai tempat khususnya di kota Sengkang terulis LAMADDUKELLENG, LA dan MADDUKELNG bersambung yang seharus berpisah / ada spasi.
“Saya berterima kasih kepada PPWI Kab. Wajo atas keperduliannya tentang hal ini” ujar Asri A Latif
Tanggapan hangat juga dari Elfrianto dari Ftaksi PAN, bahwa dirinya mengatakan “Saya teringat kata bijak Bung Karno yang mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Dengan bersambungnya ejaan nama LAMADDUKELLENG yang seharusnya LA MADDUKELLENG salah satu bentuk tidak menghargai jasa dan nama pahlawan kita, karena LA adalah gelar bangsawan di suku bugis. Jadi ini artinya dihilangkan gelar Raja/Bangsawan dan Pahlawan bangsa kita," ujarnya (Tim – ICN)